Rabu, 12 Oktober 2011

CARA MUDAH MENGHAFAL/MENGINGAT SURAT AL-FALAQ

Í – ä – Û, Terdapat dalam surat apa 3 kunci
huruf diatas???????
Tiga huruf itu terdapat dalam surat Alfalaq
yang ayatnya terdiri dari 5 ayat. Sebagian
o r a n g s e r i n g t e r t u k a r k e t i k a
membaca/menghafal ayat yang ke 3,4 dan 5
dalam surah ini, Kadang-kadang ayat ke 3
yang seharusnya Ghosiqin izaa waqob tapi
malah tertukar dengan Naffaasaatifil uqad
yang terdapat pada ayat yang ke 4. Kenapa ini
bisa terjadi???
Setelah saya melakukan tes dan bertanya
pada beberapa orang. Sebagian orang
mengatakan karena bunyinya hampir sama,-

jadi ya tertukar-tukar gitu dech. jadi sekarang
saya ingin memberi tipz/ cara mudah
menghafal/mengingat surat Al-falaq agar
tidak tetukar-tukar lagi. Jadi caranya sangat
mudah yaitu;
1. Dengan mengingat tiga huruf di atas.
2. Setelah melafaz surat ke 1 & 2 langsung ingat
dengan huruf Û, yaitu Wamin Syarri GHa
Siqin iza wakab
3.Dilanjutkan ä yaitu Wamin Syarrin
Nafasatifil uqad
4. Dan yang terakhir yaitu Í Wamin Syarrin
Hasidin iza hasad.
Jangan lupa dengan 3 huruf Í – ä – Û
Moga bermanfaat… (Musriena)

Mendidik Anak Tanpa Kekerasan

Sering kali kita mendengar kata-kata dari
orang tua yang mempunyai anak, “anak saya ini
kalau di ngomongi susah, apa perlu dipukul biar
menurut sama orang tua? Kenapa harus dengan
kekerasan menghadapi anak yang nakal? Kita selalu
mengedepankan emosi padahal kita ingin anak kita
menjadi anak yang baik, ini ada sebuah cerita yang
pernah terjadi dalam kehidupan kita. Pada suatu hari
Dr. Arun Gandhi, cucu Mahatma Gandhi, memberi
ceramah di Universitas Puerto Rico. Ia menceritakan
suatu kisah dalam hidupnya :
Waktu itu saya masih berusia 16 tahun dan tinggal
bersama orang tua di sebuah lembaga yang didirikan oleh
kakek saya, ditengah kebun tebu, 18 mil di luar kota Durban,
Afrika Selatan. Kami tinggal jauh di pedalaman dan tidak
memiliki tetangga. Tak heran bila saya dan dua saudara
perempuan saya sangat senang bila ada kesempatan pergi ke
kota untuk mengunjungi teman atau menonton bioskop.
Pada suatu saat, ayah meminta saya untuk
mengantarkan beliau ke kota untuk menghadiri konferensi
sehari penuh. Dan, saya sangat gembira dengan kesempatan
itu. Tahu bahwa saya akan pergi ke kota, ibu memberikan
daftar belanjaan yang ia perlukan. Selain itu, ayah juga
meminta saya mengerjakan beberapa pekerjaan tertunda,
seperti memperbaiki mobil di bengkel.
Pagi itu setiba di tempat konferensi, ayah
berkata,”Ayah tunggu kau di sini jam 5 sore. Lalu kita akan
pulang ke rumah bersama-sama.”
Segera saja saya menyelesaikan pekerjaan yang
diberikan oleh ayah dan ibu. Lalu, saya pergi ke bioskop.
Wah, saya benar-benar terpikat dengan dua permainan John
Wayne sehingga lupa akan waktu. Begitu melihat jam
menunjuk pukul 17.30, langsung saya berlari menuju
bengkel mobil dan buru-buru menjemput ayah yang sudah
menunggu saya. Saat itu sudah hampir pukul 18.00 !!!

Dengan gelisah ayah menanyai saya,”Kenapa kau
terlambat ?” Saya sangat malu untuk mengakui bahwa saya
menonton bioskop sehingga saya menjawab, ”Tadi,
mobilnya belum siap sehingga saya harus menunggu.”
Padahal, ternyata tanpa sepengetahuan saya, ayah
telah menelepon bengkel mobil itu. Dan ayah tahu kalau
saya berbohong. Lalu ayah berkata, ”Ada sesuatu yang
salah dalam membesarkan engkau sehingga engkau tidak
memiliki keberanian untuk menceritakan kebenaran pada
ayah. Untuk menghukum kesalahan ayah ini, biarkanlah
ayah pulang berjalan kaki sepanjang 18 mil dan
memikirkannya baik-baik.”
Lalu dengan tetap mengenakan pakaian dan
sepatunya, ayah mulai berjalan kaki pulang ke rumah.
Padahal hari sudah gelap dan jalanan sama sekali tidak rata.
Saya tidak bisa meninggalkan ayah, maka selama lima
setengah jam, saya mengendarai mobil pelan-pelan di
belakang beliau, melihat penderitaan yang dialami beliau
hanya karena kebohongan bodoh yang saya lakukan.
Sejak itu saya tidak pernah berbohong lagi.
Seringkali saya berpikir mengenai kejadian ini dan merasa
heran. Seandainya ayah menghukum saya, sebagaimana
kita menghukum anak-anak kita, maka apakah saya akan
mendapat sebuah pelajaran mengenai mendidik tanpa
kekerasan ? Kemungkinan saya akan menderita atas
hukuman itu, menyadarinya sedikit dan melakukan hal
yang sama lagi. Tetapi, hanya dengan satu tindakan tanpa
kekerasan yang sangat luar biasa, sehingga saya merasa
kejadian itu baru terasa kemarin. Itulah kekuatan bertindak
tanpa kekerasan.
Ketika kita berhasil menancapkan suatu pesan yang
sangat kuat di bawah sadar seorang anak maka informasi itu
akan langsung mempengaruhi perilakunya. Itulah salah
satu bentuk hypnosis yang sangat kuat. Apakah hal
sebaliknya bisa terjadi? Ya bisa saja !

Oleh karena itu kita perlu keyakinan penuh dalam
melakukannya sehingga hasil positif yang kita inginkan
pasti tercapai. Hal ini memerlukan pemikiran yang
mendalam dan kesadaran diri yang kuat dan terlatih.
Janganlah bertindak karena reaksi spontan belaka dan
kemudian menyesal setelah melakukannya. Jika kita mau
berpikir sedikit ke belakang ke masa di mana anak-anak
kita masih kecil sekali maka di masa itulah semua ”bibit”
perilaku dan sikap ditanamkan. ”Bibit” perilaku dan sikap
inilah yang kelak akan mewarnai kehidupan remaja dan
dewasanya. Siapakah yang menanamkan ”bibit”
perilaku dan sikap itu untuk pertama kalinya ? Ya anda
pasti sudah tahu jawabnya, kitalah orangtua yang
menanamkan segala macam ”bibit” perilaku & sikap itu.
Bagaimana jika sebagian besar waktu anak
dihabiskan dengan pengasuhnya (baby sitter). Ya berdoalah
semoga pengasuh anak anda mempunyai pemikiran
bijaksana dan bisa mempengaruhi anak anda secara positif.
Berharaplah pengasuh anak (baby sitter) anda mengerti
cara kerja pikiran dan mengerti bagaimana bersikap,
berucap dan bertindak dengan baik agar anak anda
memperoleh ”bibit” sikap dan perilaku yang baik. Tidaklah
pantas sebagai orangtua kita langsung bereaksi spontan
begitu saja tanpa memikirkan apa yang baru saja kita
perbuat. Bukankah ini akan memberi contoh baru bagi anak
kita tentang bagaimana bertindak dan bersikap ?
Sewaktu kita mempunyai anak maka kita menjadi
orangtua, tetapi kita tidak pernah punya pengalaman
menjadi orangtua. Kita mempunyai pengalaman menjadi
anak. Jadi kita harus mendidik diri kita sendiri dengan
belajar dari anak-anak. Bukan belajar dari apa yang
dilakukan orangtua pada kita. Ingatlah perasaan sewaktu
kita masih menjadi anak-anak. Amati mereka dan
tanggapilah dengan penuh perhatian apa yang mereka
inginkan. Pengharapan, perlakuan dan pengakuan seperti
apa yang kita inginkan dari orangtua yang tidak pernah
terpenuhi ?(Dari berbagai Sumber)

Karena Zakat Masalah Tauhid| Oleh : Sayed Muhammad Husen

Saya gunakan kesempatan diskusi sore
itu di serambi masjid untuk konfirmasi pada
Abu Muhammad, mengapa dia jarang
mendakwahkan tema zakat kepada peserta
pengajian atau jamaah Jumat. “Karena zakat
masalah tauhid. Jadi kalau tauhid ummat telah
baik dan bersih, maka secara otomatis
kesadasaran berzakat, infak, sedekah dan
menyerahkan hartanya untuk waqaf juga akan
tumbuh dengan baik juga,” katanya.
Bagaimana hal ini bisa terjadi? Dia
melihat, yang mendasar dalam membina
s e o r a n g mu s l im-mu t t a q i n a d a l a h
membetulkan tauhidnya. Yakinkah seseorang
secara total pada tuhannya. Apakah
syahadatain yang telah diikrarkannya mampu
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Itu pula masalah mendasar muslimin negeri
ini. Syahadat hanya diucapkan, tapi tak
diaktualkana, akibatnya zakat tak dibayar,
padahal status dia telah menjadi muzakki
(wajib zakat).
Seorang muslim-muttaqin yang
tauhidnya bersih, tak perlu lagi dimotivasi
supaya disiplin membayar zakat, menyantuni
fakir miskin, peduli terhadap penderitaan
ummat, dan melindungi harta anak yatim.
Imannya akan wujud dalam kehidupan pribadi
dan sos i a l . Hidupnya s epenuhnya
didedikasikan untuk ibadah mahdhah dan
ibadah sosial. “Zakat, bagian dari ibadah itu,”
k a t a A b u M u h a m m a d .

Dia menunjukkan bukti betapa
pengetahuan keislaman seseorang hampir tak
ada pengaruhnya terhadap kesadaran
berzakat. “Antum lihat saja, berapa lama
seseorang belajar agama yang dalam
kurikulum itu ada muatan zakat, sejak sekolah
dasar hingga pasca sarjana. Tapi ketika dia
sudah bekerja dan mendapatkan penghasilan
yang mencapai nishab, masih saja perlu
diundang untuk ikut sosialisasi zakat. Ini
aneh,” katanya.
Lebih parah lagi, cukup banyak sarjana
a g ama a t a u a l umn i d a y a h y a n g
mempersoalkan wajib tidaknya zakat
penghasilan. Entah apa yang dipelajari
bertahun-tahun di kampus dan dayah. Padahal
zakat di negeri ini telah menjadi hukum
positif. Telah menjadi UU dan Qanun (baca:
UU Nomor 38 tahun 1999 tentang
Pengelolaan zakat dan Qanun Aceh Nomor 10
tahun 2007 tentang Baitul Mal). “Semua ini
terjadi akibat tauhidnya belum beres,” tegas
Abu Muhammad.
Saya kembali ingin mendapat penegasan,
“Kalau begini kondisi ummat, Abu, bukankah
dalam dakwah, ceramah, khutbah dan pengajianpengajian
materi khutbah perlu diperbanyak
muatan zakat supaya kesadaran bisa lahir?” “Dari
kajian saya, materi tauhidlah yang mesti
diperbanyak,” tegasnya. Dia yakin benar, jika
tauhid telah baik, maka kesadaran mengamalkan
s y a r i a t I s l am k a f f a h a k a n l a h i r.

Ummat tak lagi mengamalkan Islam
sebagian-sebagian. “Kalau zakat saja yang
kita benahi, nanti akan muncul lagi
masalah lain, misalnya kaum sekuker yang
masih saja ingkar konsep daulah,” kata
Abu Muhammad.
Tauhid adalah masalah sentral. Zakat
bagian dari masalah itu. Jadi yang mesti
kita sosialisasikan adalah tema tauhid,
beriman yang sempurna kepada Allah Swt
dan rasul-Nya. Masalah berikutnya kata
Abu Muhammad, kita tak memiliki da'i
atau tenaga pengajar yang cukup untuk
menyampaikan tema tauhid ini. Justru
yang banyak di Aceh da'i peminat kajian
fikih. Untuk itu, dia merekomendasikan
D S I me n g a g e n d a k a n k e g i a t a n
“pembudayaan” kajian tauhid dalam
masyarakat.
Terima kasih Abu Muhammad. Anda
telah memberikan perspektif baru dalam
membangun kesadaran berzakat dan solusi
problem ummat. Gagasan Abu akan
menjadi inspirasi bagi amil zakat
profesional (baitulmal) dalam melakukan
sosialisasi zakat: bahwa sosialisasi juga
dapat dilakukan dengan menggunakan
pendekatan tauhid, sebagai pelengkap
pendekatan fikih dan regulasi negara yang
d i l a k u k a n s e l a m a i n i .