Selasa, 31 Januari 2012

Menuju Ke Arah Pengembangan Pendidikan Alternatif (Bagian Kelima) Oleh: Ahmad Faizuddin, M.Ed

Karakteristik Pendidikan Alternatif (1) John Dewey mengatakan bahwa education is not preparation for life; education is life itself (pendidikan itu bukanlah persiapan untuk kehidupan; namun pendidikan itu sendiri adalah kehidupan). Oleh karena itu, suasana belajar selayaknya di desain seperti alam kehidupan nyata. Belajar bukan hanya menghafal teori saja. Lebih jauh belajar adalah mempraktekkan apa yang telah diketahui dalam kehidupan ini. Dalam tulisan kali ini Penulis akan membahas tentang karakteristik pendidikan alternatif yang membedakannya dengan pendidikan umum. Apakah ada desain yang lengkap dan super bagus untuk pendidikan alternatif? Sebuah desain atau model alternatif yang sempurna tidaklah ada dalam kehidupan nyata, namun secara umum pendidikan itu mempunyai karakteristik seperti Chmelynski (2006) tulis, yaitu: Terbuka – memungkinkan siswa menerapkan modul pembelajarannya sesuai dengan kemampuan; Mempunyai jadwal yang fleksibel dan pembelajaran sepanjang tahun; Guru adalah sebagai pelatih, fasilitator, dan pimpinan regu; Mempunyai kurikulum yang berorientasi pada dunia nyata atau karir; Terbukanya kesempatan untuk bekerja; Mempunyai kode etik yang jelas yang dijalankan dengan konsisten; Memiliki layanan pendukung yang menyeluruh; Dan mempunyai pilihan-pilihan portfolio untuk grup-grup yang beragam (h. 41). Ciri apa saja yang harus dimiliki oleh setiap sekolah? Menurut Alliance of Excellent Education (2009), ada 10 elemen yang harus dimiliki oleh setiap sekolah khususnya Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), yaitu: 1) Challenging classes (kelas yang menarik), 2) Personal attention for all students (perhatian khusus kepada seluruh siswa), 3) Extra help for those who need it (bantuan ekstra kepada yang memerlukan), 4) Bring the real world to the classroom (menciptakan dunia nyata di dalam kelas), 5) Family and community involvement (keterlibatan keluarga dan lingkungan), 6) A safe learning environment (lingkungan belajar yang aman), 7) Skilled teachers (guru yang ahli), 8) Strong leaders (pimpinan yang kuat), 9) Necessary resources (perangkat-perangkat yang mendukung), dan 10) User-friendly information (informasi yang memadai).

Apakah satu model pendidikan cocok untuk semua? Jawaban singkatnya mungkin “tidak”. Berdasarkan paparan di atas, Jahnukainen and Helander (2007) setuju bahwa pengajaran secara teoritis saja akan menjadi kurang menarik dalam dunia pendidikan keahlian. Mereka menyarankan untuk melihat langsung siswa sebagai seorang individu. Beberapa pendidikan alternatif masih memakai pola manajemen one size fits all (satu ukuran untuk semua). Pola ini sebenarnya mempunyai banyak keterbatasan dan tidak efektif. Yang lebih dipentingkan adalah adanya perhatian tambahan kepada siswa yang memerlukan (Biniker & Pindiprolu, 2008). Lebih lanjut McCann & Beaumont (2003) membuat daftar karakteristik dari sekolah dengan istilah smart growth (bertumbuh secara cerdas), yaitu: Berukuran kecil sehingga memenuhi k e b u t u h a n l i n g k u n g a n n y a;
memp r omo s i k a n k e t e r l i b a t a n ma sya r aka t s e c a r a lua s da l am pe r enc ana an f a s i l i t a s s ekol ah; menyediakan pendidikan berkualitas tinggi; Terletak di lingkungan warga setempat serta aman bagi pelajar untuk jalan atau bersepeda kesekolah; Sekolah sebagai fasilitas lingkungan sehingga dapat digunakan oleh warga setempats etelah jam belajar; Mempunyai desain yang bagus serta sesuai dengan lingkungan sekitar; Dapat menggunakan dengan baik fasilitas yang sudah tersedia seperti bangunan bersejerah, dan sebagainya (h. 25). (Bersambung pada edisi selanjutnya) Sinyeu (Jan 13, 2011/8:00 a.m.)

TINGGALKAN KEGIATAN DI HARI JUM'AT Oleh : Mukam Zahri, S.Ag

Hari Jum'at adalah lebih utama dan lebih mulia bahkan sangat istimewa dari hari-hari lainnya. Sebab, pada hari
itu banyak kejadian dan peristiwa yang tercatat dalam sejarah. Semua orang muslim yang mengaku beriman, diwajibkan untuk melaksanakan shalat Jum'at. Firman Allah SWT pada Surat Jum'at ayat 9 “Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk mengerjakan shalat pada hari Jum'at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui”. Ayat di atas menganjurkan kepada o r a n g - o r a n g b e r i m a n , a g a r meninggalkan segala kegiatan transaksi, jual beli atau aktivitas lainnya yang sedang kita jalani pada hari Jum'at dan memerintahkan untuk segera menuju ke tempat shalat Jum'at apabila sudah mendengar panggilan suara azan. Pada dasarnya, seruan itu untuk mengingatkan umat Islam agar selalu mengingat Allah. Jika kita termasuk orang yang sibuk dengan jenis pekerjaan, aktivitas atau kegiatan sehari-hari lainnya, sehingga jiwa kita selalu terasa kosong dengan nilai-nilai agama atau haus akan siraman rohani, maka shalat Jum'at menjadi salah s a tu s a r ana yang t epa t untuk
memperbaiki dan meningkatkan kualitas hidup yang mencakup tentang keimanan, prilaku dan dimensi social lainnya. Mendatangi shalat Jum'at dan isi khutbah dengan khusyuk dan sempurna, pasti akan menghasilkan nilai pahala ibadah yang juga istimewa dari Allah Azza Wajalla. Sebagaimana dalam hadist Rasulullah yang diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. Ia berkata, Rasulullah S.A.W bersabda. “Barangsiapa yang berwudhu dengan sempurna, kemudian mendatangi shalat Jum'at serta mendengarkan khutbah dan diam, maka diampunilah dosa yang dia lakukan antara hari itu sampai Jum'at yang lalu ditambah tiga hari, dan barangsiapa yang main-main pada saat khatib lagi b e r k h u t b a h a t a u t i d a k ma u mendengarkannya, maka benar-benar tidak ada gunanya sama sekali”. ( H . R . M u s l i m ) Peranan shalat Jum'at akan terasa, apabila kita bisa mengambil pelajaran, hikmah dan ilmu dari khatib yang menyampaikannya. Rasulullah S.A.W mengingatkan akan balasan bagi orang-orang yang suka meninggalkan shalat Jum'at dengan sengaja, karena alasan kesibukan dan segala kegiatan dunia yang lainnya dengan menutup hati mereka sendiri, sehingga hati mereka menjadi buta dari karunia, rahmat dan kebesaran Allah SWT, yang pada akhirnya mereka itu hanya akan mengejar kenikmatan dunia yang bersifat sementara ini. Hal tersebut seperti diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a dan Ibnu Umar r.a bahwa keduanya mendengar Rasulullah SAW bersabda di atas mimbarnya. “Orang-orang boleh memilih, mau meninggalkan kebiasaan tidak shalat Jum'at atau Allah sungguh sungguh akan menutupi hati mereka itu, sehingga mereka benar-benar menjadi orang-orang yang lalai.” ( H.R. Muslim ) Padahal apa ruginya memenuhi panggilan Allah untuk datang ke mesjid lebih cepat pada hari Jum'at, sambil berzikir dan berdo'a serta mohon ampun kepada Allah atas segala kesalahan dan dosa. Kemudian mendengar khutbah dengan tenang dan melaksanakan shalat Jum'at secara berjama'ah pula, hanya dalam waktu yang sesaat kita tinggalkan usaha. Setelah selesai semuanya, baru kita kembali bertebaran dalam kegiatan masing-masing untuk mencari rezeki yang halal. Sebagaimana firman Allah pada Surat Jum'at ayat 10. “Apabila telah di tuna ikan s embahyang, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah b a n y a k - b a n y a k , s u p a y a k amu beruntung.” Kesimpulan, bersegeralah menuju ke mesjid pada hari Jum'at dan tinggalkan segala kegiatan. Akhirat lebih mulia dan menjanjikan, sedangkan dunia hanya permainan. Semoga kita termasuk orang yang tidak meninggalkan shalat Jum'at karena alasan kesibukan yang kita jalani sehari-hari. Amin Ya Rabbal 'Alamin.

PETASAN vs DZIKIR DI PENGHUJUNG TAHUN Oleh : Baihaqi

Malam minggu yang lalu merupakan malam puncak perayaan tahun baru di penghujung tahun 2011 untuk daerah Indonesia dan beberapa Negara lainnya di seluruh dunia. Alhamdulillah di Aceh keluar surat edaran dari Majelis Permusyawaratan Ulama dan Muspida untuk tidak merayakan tahun baru di penghujung tahun 2011. Walaupun pada malam itu jalanan di kota Banda Aceh sempat padat oleh kawula muda maupun beberapa peristiwa berdarah di Banda Aceh. Terlepas dari itu, setidaknya MPU dan MUSPIDA telah melarang seluruh kegiatan-kegiatan di malam tahun baru. Pada tulisan ini, penulis ingin mengungkapkan inilah fenomena tahun baru di Aceh. Jika kita melihat media, maka kita akan melihat bagaiamana situasi perayaan tahun baru di seluruh dunia, artinya kita ini masih sangat up to date untuk informasi yang satu ini, sehingga memicu kita untuk juga melakukan hal yang sama di malam tahun baru yang lalu. Mi salnya penul i s sendi r i menyaksikan beberapa anak muda kita yang ramai-ramai pergi ke kota sambil berbalapan ria sehingga mengganggu keselamatan orang lain, maupun dirinya sendiri, belum lagi suara yang ditimbulkan oleh sepeda motor tersebut setara dengan suara ledakan mercon yang lazim diledakkan ketika perayaan tahun baru di Negara-negara barat. Mengapa hal ini bisa terjadi, ini karena kita terlalu mengikuti trendtrend tahun baru di Negara-negara barat. Padahal jika kita berfikir, tanggal 1 januari itu sangat dekat dengan tanggal 26 Desember tahun yang lalu, dimana seluruh masyarakat dunia khususnya Aceh berkabung karena musibah tsunami yang ratusan ribu s y a h i d a n . Di penghujung tahun 2011 yang lalu seharusnya kita membuat acara-acara yang berbasis Islami, misalnya dzikir bersama, doa bersama, renungan bersama terhadap apa yang telah kita lakukan di tahun yang lalu, yang dengan renungan –renungan seperti inilah akan membawa kita masyarakat aceh untuk senantiasa selalu menyesali perbuatan-perbuatan dosanya dan akan merubahnya di awal tahun baru ini. Jika kita lihat di meunasah-meunasah, mesjid-mesjid, sedikit sekali yang terdengar dari microphone dentuman Takbir ilahi, doa, dan lain sebagainya. Oke kita katakana apabila kita telah melaksanakan muhasabah dan dzikir bersama dai tahun baru hijriah yang lalu, jika belum bagaimana? Di moment tahun baru masehi inilah seharusnya kesempatan kita untuk bermuhasabah diri. Belum lagi suara dentuman mercon ( petasan ) yang terdengar lebih meriah dibandingkan dentuman dzikir Ilahi, padahal malam tahun baru itu bukan untuk dirayakan yang begitu hebohnya, namun untuk menyesali apa perbuatan kita di tahun yang lalu, korupsikah? berzinakah? pencurikah? p e m f i t n a h k a h ? P e m b u n u h k a h ? Penggosipkah? Pembangkangkah? Itulah yang seharusnya kita renungi yang puncaknya adalah seberapa besar kita bisa merubah diri kita dari hal-hal yang buruk di awal tahun baru ini, karena orang yang tahun ini menjadi lebih baik dari tahun yang kemrin merupakan orang-orang yang beruntung, dan jadikanlah tahun yang lalu sebagai pelajaran dan tahun ini menjadi agenda bagi kita semua. ( Penulis adalah anggota TB Care Aceh )