Selasa, 31 Januari 2012

PETASAN vs DZIKIR DI PENGHUJUNG TAHUN Oleh : Baihaqi

Malam minggu yang lalu merupakan malam puncak perayaan tahun baru di penghujung tahun 2011 untuk daerah Indonesia dan beberapa Negara lainnya di seluruh dunia. Alhamdulillah di Aceh keluar surat edaran dari Majelis Permusyawaratan Ulama dan Muspida untuk tidak merayakan tahun baru di penghujung tahun 2011. Walaupun pada malam itu jalanan di kota Banda Aceh sempat padat oleh kawula muda maupun beberapa peristiwa berdarah di Banda Aceh. Terlepas dari itu, setidaknya MPU dan MUSPIDA telah melarang seluruh kegiatan-kegiatan di malam tahun baru. Pada tulisan ini, penulis ingin mengungkapkan inilah fenomena tahun baru di Aceh. Jika kita melihat media, maka kita akan melihat bagaiamana situasi perayaan tahun baru di seluruh dunia, artinya kita ini masih sangat up to date untuk informasi yang satu ini, sehingga memicu kita untuk juga melakukan hal yang sama di malam tahun baru yang lalu. Mi salnya penul i s sendi r i menyaksikan beberapa anak muda kita yang ramai-ramai pergi ke kota sambil berbalapan ria sehingga mengganggu keselamatan orang lain, maupun dirinya sendiri, belum lagi suara yang ditimbulkan oleh sepeda motor tersebut setara dengan suara ledakan mercon yang lazim diledakkan ketika perayaan tahun baru di Negara-negara barat. Mengapa hal ini bisa terjadi, ini karena kita terlalu mengikuti trendtrend tahun baru di Negara-negara barat. Padahal jika kita berfikir, tanggal 1 januari itu sangat dekat dengan tanggal 26 Desember tahun yang lalu, dimana seluruh masyarakat dunia khususnya Aceh berkabung karena musibah tsunami yang ratusan ribu s y a h i d a n . Di penghujung tahun 2011 yang lalu seharusnya kita membuat acara-acara yang berbasis Islami, misalnya dzikir bersama, doa bersama, renungan bersama terhadap apa yang telah kita lakukan di tahun yang lalu, yang dengan renungan –renungan seperti inilah akan membawa kita masyarakat aceh untuk senantiasa selalu menyesali perbuatan-perbuatan dosanya dan akan merubahnya di awal tahun baru ini. Jika kita lihat di meunasah-meunasah, mesjid-mesjid, sedikit sekali yang terdengar dari microphone dentuman Takbir ilahi, doa, dan lain sebagainya. Oke kita katakana apabila kita telah melaksanakan muhasabah dan dzikir bersama dai tahun baru hijriah yang lalu, jika belum bagaimana? Di moment tahun baru masehi inilah seharusnya kesempatan kita untuk bermuhasabah diri. Belum lagi suara dentuman mercon ( petasan ) yang terdengar lebih meriah dibandingkan dentuman dzikir Ilahi, padahal malam tahun baru itu bukan untuk dirayakan yang begitu hebohnya, namun untuk menyesali apa perbuatan kita di tahun yang lalu, korupsikah? berzinakah? pencurikah? p e m f i t n a h k a h ? P e m b u n u h k a h ? Penggosipkah? Pembangkangkah? Itulah yang seharusnya kita renungi yang puncaknya adalah seberapa besar kita bisa merubah diri kita dari hal-hal yang buruk di awal tahun baru ini, karena orang yang tahun ini menjadi lebih baik dari tahun yang kemrin merupakan orang-orang yang beruntung, dan jadikanlah tahun yang lalu sebagai pelajaran dan tahun ini menjadi agenda bagi kita semua. ( Penulis adalah anggota TB Care Aceh )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar