Selasa, 15 November 2011

Rendah Tapi Mulia | Oleh : Adia Mirza

Bukankan  berada  di  posisi  yang tinggi itu sebuah kebanggaan? Dan berada di  tempat  rendah  itu  udik  dan  hina?Mungkin hal  itu  tidak sepenuhnya benar. Karena  saya  pernah  membaca  sebuah kisah  tentang  segumpal  salju  yang  rela turun  dari  puncak  sebuah  gunung,  dan menuju kebawah untuk melakukan sebuak pembuktian  terbalik. Ada  beberapa  butiran  salju  yang hinggap  pada  sebuah  batu  dan  batu  itu
sendiri berada di puncak tertinggi sebuah gunung. Mendapati  dirinya  berada  pada posisi  paling  tinggi  tersebut  mulai berimajinasi dalam dirinya. “Bukankah  aku  pantas  bangga  dan sombong  sekarang,  aku  yang  hanya segumpal  salju  tapi  berada  di  tempat setinggi  ini,  sedangkan  sejumlah  besar salju  yang  lain  berada  jauh  lebih  rendah dariku.” Sejurus  kemudian  ia mulai  berpikir dan berkata.  “Tapi,  ukuranku  sungguh  tidak sebanding  dengan  ketinggian  ini,  karena seperti hari – hari sebelumnya dengan mudah aku  melihat  apa  yang  dialami  teman  – temanku,  yang  hanya  dalam  beberapa  jam lenyap oleh sengatan matahari itu.   Ini terjadi karena mereka telah ditempatkan pada tempat yang  lebih  tinggi  dari  yang  seharusnya.
Aku berharap bisa melarikan diri dari kemarahan  sang  matahari,  menuruni lereng  gunung,  dan  menemukan  tempat yang  cocok dengan ukuranku yang kecil ini.” Dan kemudian  ia pun melemparkan dirinya  kebawah  dan  mulai  turun. Sementara  berguling  dan  meluncur  di lereng yang ditutupi salju, semakin dekat kebawah ukuran tubuhnya semakin besar pula.  Sehingga  saat  ia  menyelesaikan misinya  menuruni  bukit,  ia  mendapati dirinya  tidak  lebih  kecil  daripada  bukit yang menyangganya. Dan  itu merupakan salju terakhir musim panas yang dicairkan oleh matahari. Merupakan  pelajaran  berharga  apa yang diajarkan oleh segumpal salju diatas.
Kita  tidak  seharusnya  memaksakan  diri untuk  berada  di  tempat  yang  tidak seharusnya kita berada disana. Kita tidak perlu egois, mungkin ada orang lain yang lebih pantas berada pada posisi  tersebut, dan  ada  pula  tempat  yang  lebih  pantas untuk kita. Mungkin kisah ini bisa menjadi salah satu  parameter  kita  dalam  memilih pemimpin,  sehubungan  dengan  akan berlangsungnya Pemilihan Kepala Daerah ( p i l k a d a )   d i   A c e h .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar