Rabu, 28 Desember 2011

Jangan Memiliki Karakter Yahudi| Oleh : Afdhal Mahdi

"Dan di antara Ahlul Kitab ada yang jika kamu mempercayakan kepadanya harta yang banyak, dikembalikannya kepadamu, dan di antara mereka ada orang yang jika kamu mempercayakan k e p a d a n y a s a t u d i n a r, t i d a k dikembalikannya kepadamu, kecuali jika kamu selalu menagihnya. Yang demikian lantaran mereka mengatakan, 'Tidak ada dosa bagi kami terhadap orang-orang ummi'. Mereka berkata dusta terhadap Allah, padahal mereka mengetahui. Bukan demikian, sebenarnya siapa yang menempat janji (yang dibuatnya) dan bertakwa, maka sesungguhnya Allah m e n y u k a i o r a n g - o r a n g y a n g bertakwa".(QS. Ali Imran [3] : 75-76) Allah Ta'ala memberitahukan kepada kita tentang karakter dan keadaan orangorang Yahudi, bahwa di antara mereka ada yang gemar berkhianat. Berkhianat sudah menjadi karakter mereka. Sepanjang sejarah. Mereka akan selalu melakukan pengkhianatan terhadap orang-orang Mukmin, dan orang-orang Yahudi selalu berlaku bathil. Allah Rabbul Aziz memperingatkan kepada orang-orang Mukmin sifat dan karakter orang-orang Yahudi, berkaitan dengan harta. Tetapi, karakter berkhianat itu, bukan hanya terhadap harta semata, tetapi dalam segala aspek kehidupan. Termasuk dalam pernjanjian dan kehidupan sehari-hari. Karena itu, hubungan antara orang-orang Mukmin dengan Yahudi itu, tidak pernah bersifat langgeng, lantaran sikap dan karakter mereka yang suka berkhianat. Pandangan orang-orang Yahudi itu, melakukan pengkhianatan dan bersikap khianat terhadap orang-orang Mukmin, lantaran mereka itu, menganggap berbuat khianat terhadap orang-orang Mukmin itu, bukanlah suatu tindakan dosa. Bukanlah kesalahan. Tetapi, sebuah kemestian yang harus mereka lakukan, agar orang-oran Mukmin, selalu menderita dan kesusahan. Orang-orang Yahudi, mengatakan, "Tidak ada dosa bagi kami terhadap orangorang ummi". Pengertian 'ummi' itu, bagi mereka, dari sudut pandang ajaran agama mereka itu, tidak ada dosa bagi orang Yahudi memakan harta orang 'ummi', yaitu orang Arab, orang-orang Mukmin, dan Allah menghalalkannya bagi kami. Itulah persepsi orang-orang Yahudi terhadap orang-orang Mukmin. Di zaman modern ini, kaum Yahudi menciptakan sistem kufur dan bathil, seperti riba, bunga, utang dengan bungab e r b u n g a , y a n g me n g a k i b a t k a n k e b a n g k r u t a n d a n k e k a c a u a n . Seperti sekarang ini, di mana masyarakat dunia menghadapi kekacauan secara global, akibat sistem riba dan rente, yang mengakibatkan negara-negara yang menganut sistem riba, rente, itu bangkrut. Ini menjadi tujuan utama Yahudi, bagaimana komunias di luar golongan Yahudi, bangkrut, dan hanya mereka yang eksis. Penduduk dunia sekarang jumlahnya mencapai 7 miliar manusia. Dari 7 miliar itu, hanya 7 negara yang mendominasi seluruh kehidupan dunia sekarang ini, yaitu mereka yang tergabung dalam Group 7 Negara Industri. Dari 7 Negara Industri itu, yang berkuasa hanya 1 persen, dan yang 99 persen, mereka menjadi budak, yang terus-menerus diperas dan diperpudak oleh mereka yang berkuasa, melalui sistem yang mereka ciptakan. Mereka yang berkuasa yang jumlahnya hanya 1 persen itu, tak lain, orang-orang Yahudi.Orang-orang kaya Yahudi itu, yang menciptakan sistem ekonomi dunia, yang penuh dengan kekufuran dan kebathilan, seperti riba, rete, serta berbagai model sistem yang berkembang di dunia Barat, antara lain yang dijalankan oleh Madog, seorang Yahudi, yang menciptakan model skema ponzi, yang menghancurkan banyak orang di New York. Dan, Madoq telah dipenjara selama 150 tahun, akibat kedustaan dan penipuan yang dilakukan. Allah Azza Wa Jalla berfirman,"Mereka berkata dusta, dan dusta kepada Allah, padahal mereka mengetahui". Mereka membuat perkataan (theori) yang dibuat-buat, dan melakukan kedustaan dengan kesesatan yang nyata. Allah telah mengharamkan memakan harta orang lain, kecuali dengan cara yang benar. Tetapi, mereka kaum yang suka berdusta. Orang-orang Yahudi, sebuah kaum yang sudah menjadi karakter dan watak mereka berdusta. Abdurrazzaq meriwayatkan dari Sha'sha'ah bin Yazid, bahwanya seseorang berkata kepada Ibnu 'Abbas ra, ia berkata: "Kami memperoleh harta Ahli Dzimmah dalam sebuah peperangan berupa Ayam dan Kambing. Ibnu 'Abbas berkata, "Lalu apa yang kalian katakan?". Kami mengatakan, "Tidak ada halangan bagi kami untuk mengambilnya". Ibnu 'Abbas berkata, "Sungguh itu seperti ucapan Ahli Kitab". "Tidak ada dosa bagi kami terhadap orang-orang Ummi". Jika mereka telah membayar jizyah, maka tidak halal bagi kalian harta mereka, kecuali d e n g a n k e r e l a a n h a t i me r e k a " .Sesungguhnya Allah Ta'ala mengutus para Nabi, sebagaimana Allah mengambil janji dari para Nabi, dan umat mereka, agar menjauhi semua yang diharamkan oleh Allah, dan mengikuti ketaatan syariah-Nya yang dibawa oleh penutup para Rasul dan penghulu ummat manusia. "Maka sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaqwa". Allah mengabarkan, sesungguhnya orang-orang yang menukar janji mereka kepada Allah untuk mengikutiMuhammad Shallahu alaihi wassalam, menyebutkan sifat beliau kepada manusia, dan menjelaskan urusan beliau, serta menukar sumpah-sumpah dusta mereka yang keji dengan harga yang sedikit dan murah, berupa kesenangan duniawi
yang fana ini. Maka, Allah Ta'ala menegaskan, "Mereka itu tidak mendapat bagian pahala di Akhirat". Artinya, mereka tidak mendapatkan pahala, dan tidak mendapatkan apa-apa kelak di Akhirat. Mereka telah berdusta dan berkhianat kepada Allah Ta'ala. Di Akhirat nanti Allah tidak akan mengajak mereka berbicara dengan lembut, dan tidak melihat mereka dengan pandangan kasih sayang. Hadist diriwayatkan oleh Imam Ahmad, dari Abu Dzar, ia berkata, Rasulullah Shallahu alaihi wassalam bersabda : "Tiga macam orang yang Allah tidak akan berbicara dengan mereka (dengan ucapan yang lembut), tidak melihat mereka pada hari Kiamat (dengan pandangan rahmat), tidak membersihkan mereka (dari dosanya), dan bagi mereka adzab yang pedih'. Aku bertanya, 'Wahai Rasulullah, siapakah mereka?' 'Sungguh rugi dan malang mereka?' Rasulullah mengulangi ucapan beliau tiga kali, kemudian beliau bersabda, 'Orang Musbil (menjulurkan pakaiannya di bawah mata kaki), orang yang melariskan dagangannya dengan sumpah palsu, dan orang yang mengungkit-ngungkit pemberiannya'." Selanjutnya Rasulullah Shallahu alaihi wassalam, bersabda,"Barangsiapa bersumpah dengan sumpah dusta untuk merampas harta orang lain, niscaya ia akan bertemu dengan Allah Ta'ala sedang Allah marah kepadanya". Betapa hari ini pengkhianatan, kedustaan, dan merampas harta orang lain, disertai cara yang tidak sah, terjadi di manamana. Sudah menjadi karakter dan kebiasaan. Serta tidak dianggap sebagai perbuatan dosa. Inilah yang menimbulkan fitnah dan kekacauan dalam kehidupan. Manusia tidak pernah mendapatkan ketenangan dalam hidup mereka. Karena mereka memiliki sifat dan karakter seperti orang Yahudi, yang gemar berdusta dan berkhianat. Hanya sekadar ingin mendapatkan kenikmatan duniawi. Allah Ta'ala mengutuk dan membenci orang-orang Yahudi, terutama karena Rahib- Rahib merkeka menghalalkan yang diharamkan oleh Allah Ta'ala. Inilah pangkal m u s i b a h d a n k e h a n c u r a n . (afdhal_mahdi@yahoo.com)

1 komentar:

  1. Hari ini kaum Muslimin berada dalam situasi di mana aturan-aturan kafir sedang diterapkan. Maka realitas tanah-tanah Muslim saat ini adalah sebagaimana Rasulullah Saw. di Makkah sebelum Negara Islam didirikan di Madinah. Oleh karena itu, dalam rangka bekerja untuk pendirian Negara Islam, kita perlu mengikuti contoh yang terbangun di dalam Sirah. Dalam memeriksa periode Mekkah, hingga pendirian Negara Islam di Madinah, kita melihat bahwa RasulAllah Saw. melalui beberapa tahap spesifik dan jelas dan mengerjakan beberapa aksi spesifik dalam tahap-tahap itu

    BalasHapus