Jumat, 30 Desember 2011

Menuju Ke Arah Pengembangan Pendidikan Alternatif (Bagian Keempat) Oleh: Ahmad Faizuddin, M.Ed

Tujuan Yang Ingin Dicapai dari Pendidikan Alternatif Tujuan dari pendidikan alternatif tidak bisa dipisahkan dari tujuan pendidikan itu sendiri. Faure et al. (1972) menetapkan empat tujuan pendidikan, yaitu towards a scientific humanism (menuju manusia yang berilmu pengetahuan), for creativity (untuk kreatifitas), towards social commitment (menc ipt akan komi tmen sos i a l ) , dantowards the complete man (membentuk manusia yang sempurna). Setiap masyarakat seharusnya mempunyai tujuan pendidikannya sendiri. Di masa silam contohnya, kota Athena menetapkan arah pendidikan mereka adalah sebagai berikut: “Pendidikan bukanlah sebuah kegiatan yang terpisah, dilaksanakan dalam waktu-waktu tertentu, di tempat-tempat khusus, atau pada satu kurun masa hidup saja. Namun pendidikan adalah tujuan dari masyarakat itu sendiri. Negara mendidik warganya. Warga Athena di didik oleh budayanya, yaitu Paideia. Hal ini hanya mungkin dengan adanya perbudakan … Mesin-mesin modern juga melakukan hal yang sama seperti perbudakan di kota Athena” (Faure et al., 1972, h. 162). Secara tersirat disini dapat kita katakan bahwa tujuan pendidikan hanya dapat dicapai sepenuhnya dengan usaha yang sungguh-sungguh (baca: paksaan). Di Indonesia sendiri, tujuan dan arah pendidikan masyarakat (PENMAS) di awal t a h u n 1 9 7 0 a n a d a l a h u n t u k mengembangkan karakteristik dan keahlian dasar, menanamkan kebiasaan membaca yang baik, pendidikan untuk perempuan, serta pendidikan dan pembinaan kesejahteraan pemuda (PENMAS, 1982, h. 2). Lebih lanjut, Pembukaan UUD 1945 menyatakan bahwa tujuan dari kemerdekaan Indonesia adalah ”…memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Kartono (1997) berpendapat bahwa tujuan pendidikan itu kompleks. Bagi orang tua dan guru, pendidikan selalu merupakan sebuah proses normatif (nila inilai). Oleh karenanya, pendidikan adalah sebuah elemen sosial dan filosofis dalam masyarakat yang disesuaikan oleh setiap generasi. Menurut Mutrofin (2007), seringkali suksesnya sebuah pendidikan sangat ditentukan oleh pengembangan ekonomi. Ini berarti tujuan dari pendidikan itu sendiri secara kompleks berhubungan dengan isu tersebut. Oleh karenanya, pendidikan diharapkan dapat menciptakan ma sya r aka t yang t e rdidik untuk menghadapi permasalahan yang rumit ( M u t r o f i n , 2 0 0 9 ) Jadi apakah tujuan dari pendidikan alternatif itu? Mottaz (2002) menjelaskan bahwa pendidikan alternatif mencoba untuk “… pertama sekali membuat ikatan dengan setiap pelajar, kemudian menjaga ikatan tersebut” (h. 17). Dengan alasan tersebut, Connell dalam Poverty and Education merujuk ke standar pendidikan yang dibuat oleh Australian Schools Commission tahun 1985 bahwa arah pendidikan adalah “To ensure that students have systematic access to programs which will equip them with economic and political understanding so that they can act individually or together to improve their circumstances (untuk memastikan bahwa para pelajar memiliki akses yang sistematis terhadap program-program yang dapat membekali mereka dengan pemahaman ekonomis dan politis sehingga mereka dapat bertindak secara individu atau bersama-sama untuk meningkatkan keberadaannya” (sebagaimana di kutip oleh Ballantine & Spade, 2001, h. 474). Desain pendidikan yang bagus dan tujuannya yang ideal tidaklah berguna t a n p a a d a n y a k omi tme n u n t u k melaksanakan program tersebut (Juwaidin, 2006, h. 35). Oleh karena itu, sebuah sekolah sebagaimana Falk (2009) sarankan, haruslah diarahkan sebagai sebuah tempat dimana anak-anak dapat mempelajari hal-hal berikut: 
? Menciptakan konteks yang bertujuan dan bermanfaat;

? Melibatkan anak-anak dalam kegiatan aktif yang membangun ketertarikan dan menggunakan kekuatan mereka untuk mengembangkan pemahaman yang mendalam;
? Mema d u k a n k u r i k u l um y a n g m e m u n g k i n k a n a n a k - a n a k mempraktikkan ide-ide;
? Mendorong setiap orang untuk mengembangkan cara berpikir kritis;
? Menghormati perbedaan;
? Menciptakan masyarakat yang peduli terhadap segala aspek (sosial, emosional, fisik, dankognitif) dari “semua anak”;
? Menilai pembelajaran anak-anak dengan berbagai ukuran yang dapat membantu pembelajaran meraka;
? Melibatkan keluarga secara mendalam dalam kehidupan sekolah;
? Menempatkan anak-anak sebagai pusat kehidupan sekolah. (h. 176-177)
Sinyeu (Dec 6, 2011/1:37 p.m.)

1 komentar:

  1. Baccarat - The Northwest Steakhouse
    › wg-sauce › baccarat หาเงินออนไลน์ › wg-sauce › baccarat Play the game today 바카라 사이트 at the Golden Nugget, where we have the 메리트 카지노 주소 greatest steakhouse experience in town. Our food court is open 24 hours a day, 8am - 7pm.

    BalasHapus