Sabtu, 17 September 2011

MARI BERBAGI SAYANG SESAMA MAKHLUK Oleh : Rasyidi

Tidaklah kasih sayang melekat pada
d i r i s e s e o r a n g k a c u a l i a k a n
memperindah orang tersebut. Tidaklah
kasih sayang terlepas dari diri seseorang
kecuali akan memperburuk dan
menghinakan orang tersebut. Oleh
karena itu, sudah sepantasnya jika kita
merindukan kasih sayang, perhatian, dan
perlindungan Allah SWT. Untuk
kemudian meneladaninya dengan
menjadikan diri kita penebar kasih
sayang kepada sesama.
Kasih sayang dapat diibaratkan
pancaran sinar mata hati pada pagi hari.
Dari dulu sampai sekarang, ia terus menerus
memancarkan sinarnya dan ia tidak
mengharap sedikitpun sang cahaya yang
telah terpancar kembali pada dirinya.
Seharusnya, seperti itulah sumber kasih
sayag di kalbu kita. Ia benar-benar
melimpah terus, tidak pernah ada habisnya.
Untuk memunculkan kepekaan dalam
menyayangi orang lain, kita bisa
mengawalinya dengan menyayangi diri
sendiri. Hadapkanlah tubuh ini ke cermin
seraya bertanya, “Apakah wajah indah ini
akan bercahaya di akhirat nanti atau justru
sebaliknya, wajah ini akan gosong terbakar
nyala api Jahannam !”
Tataplah hitamnya mata kita, apakah
mata ini, mata yang bisa menatap Allah,
menatap Rasulullah SAW, menatap para
kekasih Allah di surga kelak atau malah
akan terburai karena maksiat yang pernah
dilakukannya? bibir kita, apakah ia akan
tersenyum gembira di surga sana atau
malah bibir yang lidahnya akan menjulur
tercabik-cabik karena fitnah yang
merajalela ?
Perhatikan pada tubuh tegap kita,
apakah ia akan berpendar penuh cahaya di
surga sana sehingga layak berdampingan
dengan pemilik tubuh mulia, Rasulullah
SAW atau tubuh ini malah akan membara,
menjadi bahan bakar bersama hangusnya
batu-batu dalam kerak Jahannam ?
Bersihnya kulit kita, renungkanlah
apakah ia akan menjadi indah bercahaya
ataukah akan hitam legam karena gosong
dijilat lidah api Jahannam ? mudahmudahan
dengan bercermin sambil
menafakuri diri, kita akan lebih mempunyai
kekuatan untuk menjaga diri kita.
Setelah itu jauhkanlah diri kita dari
meremehkan makhluk ciptaan Allah sebab
Allah tidak menciptakan makhluknya
dengan sia-sia. Semua yang diciptakan Allah
SWT, penuh dengan ilmu dan pelajaran.
Semua yang bergerak, yang terlihat, yang
terdengar dan apa saja karunia Allah Azza
Wa Jalla adalah sarana bertafakur kalau hati
ini bisa merabanya dengan penuh kasih
sayang.

Tidaklah kasih sayang melekat pada diri
seseorang kacualin akan memperindah
orang tersebut. Tidaklah kasih sayang
terlepasa dari diri seseorang kecuali akan
memperburuk dan menghinakan orang
tersebut. Oleh karena itu, sudah
sepantasnya jika kita merindukan kasih
sayang, perhatian, dan perlindungan Allah
SWT. Untuk kemudian meneladaninya
dengan menjadikan diri kita penebar kasih
sayang kepada sesama.
Kasih sayang dapat diibaratkan pancaran
sinar mata hati pada pagi hari. Dari dulu
sampai sekarang, ia terus menerus
memancarkan sinarnya dan ia tidak
mengharap sedikitpun sang cahaya yang telah
terpancar kembali pada dirinya. Seharusnya,
seperti itulah sumber kasih sayag di kalbu kita.
Ia benar-benar melimpah terus, tidak pernah
ada habisnya.
Untuk memunculkan kepekaan dalam
menyayangi orang lain, kita bisa
mengawalinya dengan menyayangi diri
sendiri. Hadapkanlah tubuh ini ke cermin
seraya bertanya, “Apakah wajah indah ini akan
bercahaya di akhirat nanti atau justru
sebaliknya, wajah ini akan gosong terbakar
nyala api Jahannam !”
Tataplah hitamnya mata kita, apakah
mata ini, mata yang bisa menatap Allah,
menatap Rasulullah SAW, menatap para
kekasih Allah di surga kelak atau malah
akan terburai karena maksiat yang
pernah dilakukannya ? bibir kita, apakah
ia akan tersenyum gembira di surga sana
atau malah bibir yang lidahnya akan
menjulur tercabik-cabik karena fitnah
yang merajalela ?
Perhatikan pada tubuh tegap kita,
apakah ia akan berpendar penuh cahaya
d i s u r g a s a n a s e h i n g g a l a y a k
berdampingan dengan pemilik tubuh
mulia, Rasulullah SAW atau tubuh ini
malah akan membara, menjadi bahan
bakar bersama hangusnya batu-batu
dalam kerak Jahannam ?
Bersihnya kulit kita, renungkanlah
apakah ia akan menjadi indah bercahaya
ataukah akan hitam legam karena gosong
dijilat lidah api Jahannam ? mudahmudahan
dengan bercermin sambil
menafakuri diri, kita akan lebih
mempunyai kekuatan untuk menjaga diri
kita.
Setelah itu jauhkanlah diri kita dari
meremehkan makhluk ciptaan Allah
s ebab Al l ah t idak menc ipt akan
makhluknya dengan sia-sia. Semua yang
diciptakan Allah SWT, penuh dengan ilmu
dan pelajaran. Semua yang bergerak, yang
terlihat, yang terdengar dan apa saja
karunia Allah Azza Wa Jalla adalah sarana
bertafakur kalau hati ini bisa merabanya
dengan penuh kasih sayang.
(Rasyidi, Kota jantho, Aceh Besar, dari
berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar