Minggu, 03 Juni 2012

Masjidku sayang, Masjidku malang Oleh : Mukam Zahri, S.Ag

Bila anda pernah menonton sebuah sinetron yang d i p u t a r o l e h s t a s i u n televisi swasta di Jakarta yang hampir mirip dengan judul di atas, yaitu “Anakku sayang, anak ku malang” yang menceritakan tentang kisah orang tua yang sangat sayang terhadap anaknya, kasih sayangnya selalu diberikan dengan cara apapun, permintaan dan kebutuhan akan selalu dipenuhi oleh orang tuanya dengan harapan agar kehidupan sang anak dapat terjamin sukses dan mendapat kebahagiaan. N a m u n a p a h e n d a k d i k a t a kenyataannya kehidupan sang anak tersebut selalu mengalami rintangan dan penderitaan yang sangat pedih bahkan sesungguhnya tidak mungkin diterimanya. Apa daya hingga akhir kemalangan hidup yang dirasakannya. 

B e g i t u p u n , a n d a i k a t a k i t a hubungkan antara kisah tersebut dengan judul di atas, maka kita temukan jawaban yang hampir sama, yaitu masjid dibangun dalam bentuk yang sangat indah, tapi masjid ditinggalkan tidak diisi oleh jama'ah. Salah satu tugas diantara sekian banyak tugas yang telah dibebankan kepada Penyuluh Agama Islam Fungsional di bawah bidang atau seksi P e n a m a s ( P e n d i d i k a n A g a m a , P e m b i n a a n M a s y a r a k a t d a n Pe m b e r d a y a a n M e s j i d ) . U n t u k m e n d a t a , m e m b i n a d a n menghidupkan suasana mesjid ke arah kesejahteraan dan kemakmuran. Sesuai dengan data yang telah terkumpul dan tercatat dalam buku direktori Mesjid Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, jumlah mesjid di Aceh Besar saat ini 155 buah. 

Bangunan mesjid di Aceh terus bertambah dan berkembang pesat, bagaikan cendawan yang tumbuh di musim hujan, baik mesjid lama yang punya catatan sejarah tersendiri maupun mesjid baru dengan corak gaya dan arsitektur yang beraneka macam pula, hingga arsitektur khas Timur Tengah pun sudah ada di Provinsi Aceh. Sungguh satu hal yang sangat m e n g g e m b i r a k a n k i t a k a r e n a masyarakat Aceh pada umumnya sudah mampu di bidang ekonomi serta punya pikiran di bidang agama yang lebih meyakinkan. Ini dapat dibuktikan dengan lahirnya masjid-masjid baru, bentuk bangunannya yang sangat indah, halaman luas dan di dalam pun lengkap dengan peralatan modern, seperti microfon, sound system, kipas angin dengan berbagai macam merek sampai mesjid ber AC pun sudah ada. Padahal semua itu butuh biaya yang sangat besar sampai puluhan milyar rupiah. 

Seandainya ditanyakan berapa biaya yang telah dihabiskan untuk kebutuhan mesjid ? pasti jawabannya “Berapapun diperlukan tetap kami usahakan dananya, agar mesjid lebih indah dan megah”. Fakta dan realita memang di Aceh sedang giat-giatnya berlomba untuk membangun mesjid yang indah dan mewah. Semua sayang dan tersentuh hati dalam hal bangunan fisik dan materi. Sedikit yang terbayang untuk apa mesjid ini diisikan. Bukankah Rasulullah SAW telah berpesan dalam sebuah sabda yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dan Abu Daud “Aku tidak menyuruh kamu membangun mesjid untuk kemewahan (keindahan) sebagaimana yang dilakukan oleh kaum yahudi dan Nasrani.” Mesjid artinya tempat sujud, atau lebih luas lagi pengertiannya yaitu suatu bangunan yang didirikan untuk tempat beribadah kepada ALLAH SWT dan tempat bermusyawarah serta b e r m u a m a l a h d e n g a n s e s a m a manusia, dalam artinya di samping tempat sholat, zikir dan pengajian juga dapat dilaksanakan segala kegiatan yang bermanfaat bagi ummat. 

Tapi sungguh sangat disayangkan masih banyak mas jid yang tidak ada p e n g u r u s n y a d a n b e l u m a d a pengelolanya, sepi dari kegiatan bahkan ada mesjid yang tidak dilaksanakan sholat 5 waktu, kecuali hari Jum'at dan hari raya. Andaikan mesjid bisa ngomong, pasti mesjid akan berucap “untuk apa aku dihias, dipercantik dan dibubuhi warna warni ? sedangkan aku selalu kesepian menyendiri tidak ada yang peduli dan mengunjungiku, tidak ada yang tidur (I'tikaf) bersamaku sungguh munafik engkau, katanya sayang tapi aku kau tinggalkan sungguh jauh dari jama'ah. Saat azan dikumandangkan Allah mengundang kita untuk menuju kemenangan, tapi kita cuek aja tidak mau penuhi undangan Allah kita sibuk dengan kerja nongkrong di warung, duduk dipinggir jalan dan di café-café dengan HP, laptop, internet dan televisi. B u k a n k a h k i t a t e l a h s i a p membangun mesjid yang indah dan luas ? maka harus siap dengan jiwa penuh iman untuk memakmurkan masjid dengan berbagai kegiatan terutama ibadah sholat dan pengajian. Ingat firman Allah SWT dalam Al- Qur'an pada surat At-Taubah ayat 18 yang artinya “Sesungguhnya orang yang memakmurkan mesjid Allah mereka yang beriman kepada Allah dan hari akhir dan mendirikan shalat, menunaikan zakat serta tidak takut kecuali hanya kepada Allah SWT”. 

Penulis adalah Penyuluh Agama Islam Fungsional Kabupaten Aceh Besar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar